Assalammualaikum Wr wb! Selamat PAGI!!!
Selamat datang di bulan Agustus 🙂
Ya, kali ini saya ingin menulis beberapa ulasan tentang perawatan saluran akar, semua dokter gigi pasti sudah bisa melakukan ini karena tak akan mungkin bisa lulus jadi dokter gigi tanpa lulus bagian konservasi gigi kan, hehe.. namun, disini saya tidak akan membahas tentang teori, hanya beberapa hal yang berusaha mengingatkan tentang perawatan saluran akar, artikel ini khusus dokter gigi tentunya.. 🙂
Sekilas Tentang Prosedur…

Perawatan endodontik adalah adalah prosedur yang digunakan untuk mempertahankan kesehatan pulpa gigi dan jaringan periapeks, dan perawatan pulpa yang telah terinfeksi agar giginya tetap dapat berfungsi dengan baik.
Prosedur perawatan saluran akar meliputi preparasi akses kavitas, preparasi saluran akar, dan pengisian saluran akar. Preparasi saluran akar meliputi pembersihan dan pembentukan saluran akar untuk bisa dipersiapakan untuk dilakukan pengisian (obturasi) saluran akar.
Pembersihan adalah upaya membersihkan saluran akar dari pulpa nekrotik, mikroba, debris, serbuk dentin, material pengisi, dan material lainnya di dalam saluran akar, sedangkan pembentukan adalah upaya membentuk saluran akar agar mempunyai akses lurus, berbentuk corong dan mempertahankan daerah apeks sehingga pengisiannya akan baik dan dapat mengisi saluran akar lateral. Pengisian saluran akar adalah tahap mengisi saluran akar yang telah dilakukan preparasi saluran akar secara hermetis (kedap air dan udara) tiga dimensi.
Tujuan Biologis dan Mekanis…
Tujuan biologis dari preparasi saluran akar adalah menghilangkan semua sisa-sia zat organik dan iritan di dalam saluran akar sampai jumlah yang tidak signifikan untuk menyebabkan infeksi.
Tujuan mekanis adalah  membentuk saluran akar dengan bentuk yang corong ke arah apikal secara kontinu; mempertahankan lengkung anatomi saluran akar; mempertahankan letak foramen apikal; dan tidak membesarkan diameter foramen apikal.
Preparasi dan pengisian saluran akar harus berada di dalam saluran akar, yaitu berakhir di pertauan sementum-dentin (cemento-dentinal junction, CDJ) yang biasanya berdekatan dengan konstriksi apikal, karena disini terdapat transisi antara jaringan pulpa dan jaringan periodonsium.
Namun, lokasi ini tidak konstan, hanya bisa ditentukan dengan pemeriksaan histologi. Letak pertautan dentin-sementum memiliki variasi morfologi yang beragam4 dan tidak bisa dideteksi dengan radiograf. Seiring bertambahnya umur, terjadi deposisi sementum, sehingga lokasinya bisa berubah bila diukur dari foramen apikal. Namun, letak konstriksi apikal lebih konsisten dan mudah diperkirakan dibandingkan pertautan dentin-sementum. Oleh karena itu, secara klinis penentuan panjang kerja terletak pada bagian tersempit dari foramen apikal yaitu di konstriksi apikal.
Banyak penelitian mengenai pengukuran letak konstriksi apikal berdasarkan foramen apikal:
1. Chapman dkk dalam penelitiannya melaporkan bahwa 98% dari gigi yang diperiksa tampak bahwa letak CDJ ke foramen apikal sekitar 0,5-1 mm.
2. Dummer dkk menyatakan bahwa rerata jarak antara ujung akar dengan konstriksi apikal adalah 0,89 mm dan jarak antara ujung akar dengan foramen apikal adalah 0,39 mm
3. Burch dkk, jarak antara formen apikal terhadap ujung apeks adalah sekitar 0,59 mm
4. Green dkk bahwa jarak foramen apikal terhadap ujung apeks akar gigi adalah sekitar 0,3-0,5 mm.
Tingkat Keberhasilan…
Tingkat kesuksesan perawatan endodontik untuk gigi tanpa kelainan periapikal adalah 96%, sedangkan untuk gigi dengan kelainan periapikal adalah sekitar 86%, tingkat keberhasilan tersebut berhubungan dengan kemampuan operator untuk bisa melakukan instrumentasi dan pengisian saluran akar sepanjang kerja.
Kegagalan perawatan saluran akar akan menyebabkan penurunan tingkat keberhasilan perawatan ulang saluran akar sampai dengan 74%, hal ini dipengaruhi oleh adanya perubahan flora mikroba dalam saluran akar, adanya infeksi ulang dan besarnya lesi periapeks akan berpengaruh buruk terhadap prognosis perawatan.
Jadi… memang contoh kasus diatas adalah sekelumit dari buanyaaaaaaak sekali kasus-kasus di bidang konservasi gigi.
penegakan diagnosis adalah nomor 1, karena itu lah yang menentukan perawatan. setiap perawatan pasti punya tujuan perawatan, naaah.. kalau tidak tahu tujuan perawatan kan repot.. 🙂
insyaaAllaah saya akan terus men-share kasus-kasus saya di CeritaPasienRio.Com. khusus untuk kasus 50 keatas itu sudah lebih kompleks, jadi untuk yang lebih sederhana maka bisa dibaca di kasus 1-49, tingkat kesulitan pun beragam, gaya bahasa saya juga beragam, hehe..
Akhirnya, Dirgahayu REPUBLIK INDONESIA KE 69. semoga Negara kita selalu dirahmati dan diberkahi Allaah SWT, semakin menjadi bangsa yang makmur, cerdas, bersatu dalam keberagaman, dan mempertahankan kedaulatan Indonesia.
 akhir kata… semoga kita semua bisa memberikan perawatan yang terbaik untuk pasien kita, senagaimana halnya kita ingin mendapatkan perawatan yang terbaik dari dokter yang merawat kita..
keep UP the GOOD WORK!!
keep on Sharing,
TETAP SEMANGAT…!!!
Wassalammualaikum Wr Wb..
-drg. Rio Suryantoro, Sp.KG-
Luar biasa, Dok. Terima kasih atas infonya.
SukaSuka
terima kasih Tofaninoff atas apresiasinya, 🙂
SukaSuka
Dok pada gambar atas (gigi 36) itu bagaimana cara menghilangkan jaringan hiperplastik tsb? Lalu pada gambar 2 (gigi 24) bgmn cara tau gigi tsb sdh nekrosis? Apakah diagnosis dan penyebab dr radiolusensi periapikal pd gambar 1? Kmdn pd gbr 10, itu gigi dlm keadaan diberi GIC atau tdk? Apa maksud dari coronal seal tsb? Apakah diberi tumpatan sementara? Lalu apakah GIC tsb dibongkar kembali ketika akan diganti (?) dgn tumpatan direk komposit? Terimakasih dok, maaf kalau banyak pertanyaannya hehe 🙂
SukaSuka
selamat pagi Dr Audi, terima kasih atas pertanyaannya.. 🙂
untuk menghilangkan jaringan hiperplastiknya dengan dipotong dengan bur, lalu di akhiri dengan cauter.. tp kalau dokter mau langsung menggunakan cauter juga tidak masalah, every dentist has their own way.. 🙂 nah, gigi tersebut diketahui nekrosis setelah melakukan pemeriksaan secara objektif, dilanjutkan pemeriksaan radiografis dengan adanya radiolusensi yang demikian besar.. diagnosisnya abses apikalis kronis dok.. penyebabnya bisa karena trauma oklusi.. pada gambar 10 itu adalah setelah diberi GIC DOk..
maksud dari coronal seal adalah menutup sepertiga servical dari saluran akar dengan tumpatan yang rapat, pada kasus ini menggunakan GIC atau kalau dokter lihat dari kasus yang lain bisa menggunakan low shrinkage stress flowable bulkfill material.. tujuannya “mengunci” saluran akar dari kebocoran tambalan di koronal.. koronal seal tidak dibongkar kembali, dibiarkan disitu dok, selamanya.. 🙂 di bagian atasnya baruu ditumpat resin komposit.. 🙂
mengenai refrensinya, bisa langsung membuka pathways of the pulp 10th ed, juga kita bisa diskusi tentang kasus-kasus di tinyurl.com/rfr3ayah 🙂
terima kasih, semoga membantu..
SukaDisukai oleh 1 orang
Dan apabila gigi 24 tsb sdh nekrosis, lalu mengapa sakit saat perkusi dok?
Saya sgt tertarik membaca tulisan2 dokter. Sering2 ya dok sharing pengalaman hehehe sgt bermanfaat dan bs menambah pengetahuan saya. Tq dok 🙂
SukaSuka
terima kasih dok Audi, tentang Sakitnya karena memang ada lesi abses dibawahnya, nah selanjutnya bisa dilihat di textbook2 terdekat. 🙂
SukaSuka
Aslm ka Rio,,Thx sharing kasus nya ..mw saran nih gmn klo sekali2 ada video pas perawatan..jd kt2 ini nangkep ilmu nya lbh mudah,hehe..thx b4
SukaSuka