Restorasi Direk Pasca Perawatan Akar

Assalammualaikum Wr wb.. Selamat Pagi!!

Kali ini saya akan bercerita mengenai pertimbangan saya dalam melakukan restorasi pasca perawatan saluran akar.

Hmm.. seberapa sering kita menghadapi kasus-kasus endodontik dalam perawatan kita sehari-hari? sering bukan, lalu setelah dilakukan perawatan endodontik, maka yang perlu dilakukan adalah melakukan restorasi pasca perawatan endo tersebut, bagaimana pertimbangannya?

Gigi pasca perawatan saluran akar memiliki struktur yang lemah, hal ini diakibatkan oleh banyaknya struktur gigi yang hilang akibat karies, tambalan lama, bekas preparasi mahkota tiruan (crown), dan prosedur endodontik itu sendiri (preparasi akses). Kerapuhan inilah yang membuat gigi pasca perawatan saluran akar menjadi rentan fraktur, bahkan dalam menghadi tekanan kunyah yang normal sekalipun.

Akhirnya, muncullah tujuan terbesar dalam restorasi gigi yang telah dilakukan perawatan saluran akar, yaitu mencegah terjadinya fraktur dan bisa digunakan secara normal. Selain itu, tujuan dari restorasi pasca perawatan endo adalah mencegah terjadinya reinfeksi pada saluran akar yang telah dilakukan pengisian dengan baik.

Lho, memang nya gigi pasca perawatan endo bisa infeksi ulang?? Menurut penelitian yang dilakukan oleh Torabinejad dkk secara in vitro gigi pasca perawatan endo bisa infeksi masuk bakteri. Penelitian tersebut dilakukan pada 45 gigi yang telah dilakukan cleaning and shaping, dilanjutkan dengan obturasi dengan gutta percha. Lalu tepat diatas gutta percha ditaruh bakteri Staphylococcus epidermidis dan Proteus Vulgaris, kemudian diukur waktu yang dibutuhkan bakteri ini untuk bisa penetrasi sampai ke ujung akar. Secara mengejutkan, lebih dari 85% saluran akar terpenuhi oleh P. vulgaris dalam kurun waktu kurang dari 66 hari, dan hanya butuh 30 hari untuk S. Epidermidis dalam melakukan hal yang sama. Hal ini menyatakan bahwa gigi yang sudah dilakukan perawatan endo membutuhkan coronal seal yang baik. Bahan coronal seal yang baik bisa diperoleh dengan meletakkan Glass Ionomer Cement, atau Resin komposit.

gambar 1. Cara penelitian yang dilakukan oleh Torabinejad dkk.

gambar 1. Cara penelitian yang dilakukan oleh Torabinejad dkk.

 

Penelitian yang dilakukan oleh Lim dkk pada 150 gigi yang memiliki kegagalan perawatan endo yang kemudian diteliti secara klinis, radiografis, dan histologis, menunjukkan bahwa adanya bakteri yang tersisa di dalam saluran akar merupakan faktor utama penyebab kegagalan saluran akar. Bahwa infeksi bakteri merupakan penyebab kegagalan perawatan endo.

Tingkat kerapatan tambalan pasca perawtan endodontik haruslah baik, apalagi C-factor daerah kamar pulpa itu tinggi. Disinilah kita membutuhkan resin komposit yang memiliki flow yang baik, sementara juga memiliki shrinkage stress yang rendah (kita biasa menyebutnya bulk fill). Penelitian yang dilakukan oleh Orlowsky dkk untuk menilai kerapatan tepi pada tambalan kelas II menggunakan 4 macam bulk fill resin komposit menunjukkan bahwa flowable bulkfill memiliki kerapatan paling tinggi dibandingkan resin komposit bulkfill berupa packable.

Sisa struktur gigi pasca dilakukan perawatan saluran akar juga penting untuk dipertimbangkan sebelum menentukan restorasi akhir pada gigi tersebut. Arunpraditkul dkk. Menunjukkan bahwa gigi yang memiliki sisa 4 dinding di koronal memiliki ketahanan fraktur yang lebih tinggi daripada yang hanya memiliki sisa dinding koronal 3 sisi saja.

Mengenai ketahanan fraktur (fracture resistance) ini juga berhubungan dengan distribusi gaya yang jatuh ke struktur gigi. Soares dkk melakukan penelitian berhubungan distribusi gaya yang jatuh ke gigi pada beberapa kondisi, seperti (1) gigi normal, (2) gigi yang dilakukan preparasi kavitas MOD, (3) gigi yang dilakukan penambalan resin komposit MOD, (4) gigi yang dilakukan perawatan saluran akar pada kavitas MOD, (5) tambalan resin komposit yang diletakkan pada gigi yang dilakukan preparasi saluran akar dengan kavitas MOD. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa restorasi resin komposit dalam mengembalikan distribusi beban kunyah pada gigi mendekati keadaan saat normal.

ceritapasien rio new 2.001

gambar 2. Finite element analysis dalam penelitian Soares dkk.

Penelitian ini mirip juga dengan yang dilakukan oleh Plotino dkk mengenai fracture resistance. Hasilnya menyatakan tidak ada perbedaan bermakna pada restorasi yang dilakukan pada gigi pasca perawatan endodontik menggunakan resin komposit secara indirek maupun direk.

Prognosis restorasi pasca perawatan saluran akar menggunakan resin komposit juga pernah diteliti oleh Manocci dkk. Penelitian yang dilakukan kepada 117 pasien untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan restorasi pasca perawatan endodontik pada gigi premolar menggunakan resin komposit secara direk, atau menggunakan mahkota tiruan (Crown). Hasilnya tidak ada perbedaan bermakna keberhasilan perawatan dari kedua jenis restorasi tersebut.

Penelitian lain dengan waktu kontrol perawatan yang lebih lama juga dilakukan oleh Van Dijken dkk. Dalam jangka waktu 11 tahun, ternyata keberhasilan restorasi pasca perawatan endodontik menggunakan inlay dan resin komposit direk tidak terlalu besar.

Namun, Vira dkk. memiliki hasil yang cukup mengejutkan. Penelitian yang dilakukan terhadap 116 gigi yang telah dilakukan perawatan saluran akar berikut restorasinya menunjukkan bahwa 60% kegagalan adalah fraktur mahkota yang tidak dapat direstorasi kembali, 32% karena masalah periodontal, dan hanya 8,6% karena kegagalan perawatan endodontik. Gigi yang dilakukan perawatan mahkota tiruan (crown) memiliki keberhasilan perawatan jangka panjang lebih baik dibandingkan tanpa crown.

Disini kita bisa lihat bersama bahwa dalam menentukan restorasi definitif pasca perawatan endodontik dibutuhkan kemampuan dokter gigi untuk bisa seleksi kasus dengan baik, pemilihan material yang tepat, dan melakukan perawatan sesuai dengan prosedur.

perawatan saluran akar dokter gigi rio slide blue

Nah, sampai bertemu di kasus CeritaPasienRio.Com yang baru, semoga artikel ini bermanfaat!

perawatan saluran akar dokter gigi rio slide red

Daftar pustaka

Moezizadeh M, Mokhtari N. Fracture resistance of endodontically treated premolars with direct composite restorations. J Conserv Dent 2011;14:277-81

Arunpraditkul S, Saengsanon S, Pakviwat W. Fracture resistance of endodontically treated teeth: three walls versus four walls of remaining coronal tooth structure. J Prosthodont. 2009 Jan;18(1):49-53.

Safwat A, Babotein N, Abdala A. fracture resistance of endodontically treated premolar restored with different bonding strategies and composite resin. IJCD 2011;3: 283-299

Plotino G., Buono L., Grande N.M., Lamorgese V., Somma F. Fracture resistance of endodontically treated molars restored with extensive composite resin restorations. J. Prosthet. Dent. 2008 Mar;99(3):225–232.

Pantvisai P., Messer H.H. Cuspal deflection in molars in relation to endodontic and restorative procedures. J. Endod. 1995;21(2):57–61

Reeh E.S., Messer H.H., Douglas W.H. Reduction in tooth stiffness as a result of endodontic and restorative procedures. J. Endod. 1989;15(11):512–516

Soares PV, Santos-Filho PCF, Queiroz EC, et al. Fracture resistance and stress distribution in endodontically treated maxillary premolars restored with composite resin. J Prosthodont. 2008;17:114–9

Van Dijken J.W. Direct resin composite inlays/onlays: an 11 year follow-up. J. Dent. 2000;28(5):299–306.

Mannocci F, Bertelli E, Sherriff M, Watson TF, Pitt Ford TR. Three-year clinical comparison of survival of endodontically treated teeth restored with either full cast coverage or with direct composite restoration. J Prosthet Dent 2002; 88:297–301

R.W. Wassell*, A.W.G. Walls, J.F. McCabe. Direct composite inlays versus conventional composite restorations: 5-year follow-up. Journal of Dentistry 28 (2000) 375–382

akhir kata… semoga kita semua bisa memberikan perawatan yang terbaik untuk pasien kita, senagaimana halnya kita ingin mendapatkan perawatan yang terbaik dari dokter yang merawat kita..

keep UP the GOOD WORK!!

keep on Sharing,

TETAP SEMANGAT…!!!

Wassalammualaikum Wr Wb..

-drg. Rio Suryantoro, Sp.KG-

M e e t   m e   a t :

for more cases, cllick!