Assalammualaikum Wr wb.. Selamat Pagi!!
kali ini saya akan melanjutkan cerita mengenai CeritaPasienRio.Com yang pada akhirnya harus rehat lama..
Ya, malam itu sekitar bulan desember 2015, saya dan istri saya ngobrol sampai lupa waktu. Bagi kami, bulan desember memang sangat spesial, mengapa?? karena dibulan itulah saya dan istri saya ulang tahun, kami adalah sagitarius lho! hehe.. seketika saya tanya ke istri saya “Say, gimana kelanjutan blog aku ya, ini orang-orang bosen gak ya dikasih kasus PSA (perawatan saluran akar) dan Nambel aja?”, lalu istri saya menjawab “ya lanjutin saja, banyak banget kasus kamu yang masih bisa di share kan.. apalagi setiap pasien itu kamu selalu bikin fotonya, rekapnya, ya percuma kalau gak di share. orang-orang bosen juga gak papa, yang penting ya jalan aja terus, share terus..”. hmm… disitulah saya merasa PENUH SEMANGAT! memang Istriku itu Penyemangatku, hehe..
cuma ya gitu, memang harus ada tambahan-tambahan disini, seperti adanya literature review yang mendukung tindakan medis yang saya lakukan terhadap pasien. Oleh karena itu, pelan-pelan saya menulis mengenai landasan teori hal-hal yang saya lakukan kepada pasien saya. bukan di postingan, melainkan di bagian “pages” di web-blog ini..
terima kasih untuk istriku, Arum Wijayanti, seneng banget hari itu bisa membuat SEMANGAT lagi, dan sekarang makin semangat share lagi di CeritaPasienRio.Com dan SekilasKonservasiGigi.Com 🙂
jangan lupa juga untuk selalu up to date di grup facebook RunForwaRd (klik tulisan disamping), tempat sharing kasus dan diskusi kasus menarik dari semua dokter gigi se-Indonesia.. 🙂
terima kasih untuk teman saya drg. Rinto Abimanyu SpKG dan drg. Muhammad Furqan Rizal SpKG untuk terbentuknya grup ini. very attractive! 🙂
sebelum kita mulai bercerita, saya mau berucap syukur kepada ALLAH SWT yang telah  memberikan waktu, kesempatan, dan kemampuan.. juga rezeki yang tiada tara.. sungguh.. terima kasih ya Allaah.. juga kepada kedua orang tua dan keluarga Saya, mertua saya dan keluarga selalu menyemangati dan mendoakan Saya; kepada istri saya Arum Wijayanti yang membuat Saya semakin semangat, dan anak saya yang lucyuu dan imut itu selalu bikin tambah seger setiap di rumah..kepada Sahabat-sahabat dan teman-teman Saya yang mendukung untuk bisa update kasus disini, juga yang sudah membantu menyarankan untuk memperbagus web ini; kepada semua dosen-dosen di FKG UI yang sudah mengajari Saya bagaimana bekerja dengan baik, benar, dan beretika; serta kepada pasien-pasien yang senantiasa mempercayakan kesehatan gigi kepada Saya…
terima kasih untuk semuanya, semoga Allaah SWT berkahi kita semua.. 🙂
b e g i n i  c e r i t a n y a . . .
Waktu menunjukkan pukul 18.05 WIB, sementara jalanan masih saja macet di depan Mall Pondok Indah. Saya di telepon oleh klinik bahwa ada pasien yang sudah menunggu, sedangkan adzan maghrib sudah terlewat beberapa saat yang lalu. akhirnya, keluar juga kata-kata saya menjawab telepon telepon itu “tolong bilang ke pasiennya ya, saya akan telat, karena disini super muaceet”. ya, jakarta memang macet, saya yang salah juga naik mobil, harusnya saya naik helikopter.. hehe..
Tak lama, saya sampai juga di klinik. buru-buru saya sholat maghrib, menyiapkan semua-semua nya, lalu mulai praktek. Seperti biasa, di kunjungan pertama itu saya selalu melakukan konsultasi sampai mendapatkan informed consent sebelum perawatan. Pasien tersebut mengeluhkan giginya yang sering kali sakit saat makan, bahkan disaat makan pun sang pasien bisa saja terdiam beberapa menit karena kesakitan. Beberapa temannya bahkan sudah memaklumi karena kejadian ini berlangsung lama. yaa sekitar 4-5 bulan terakhir lah..
Sang pasien sudah 2 kali ke dokter gigi sebelum saya, hmm.. tapi kata dokter gigi yang merawat sebelumya itu tidak ada apa-apa, dan mungkin hanya gigi sensitif saja. gigi yang dikeluhka adalah gigi atas kiri belakang, gini nih keadaan gigi pertama kali saya lihat.

gambar 1. keadaan gigi pasien saat pertama kali datang
pas saya lihat, saya langsung berpikir bahwa ini kasus crack. kemudian saya lakukan foto rontgen. lalu begini hasilnya.
tampak di bagian apikal gigi molar satu rahang atas kiri terdapat radiousensi. perkusinya positif, dan vitalitas juga positif..
Namun, saya tidak langsung mengerjakan gigi tersebut. karena menurut saya, pasien harus mendapatkan second, third, bahkan fourth opinion selain saya. apalagi kasusnya ambigu. Nah, setelah beberapa saat kami berbincang, ketauan juga ternyata pasien adalah juga seorang DOKTER GIGI.. hehe..
yah, meskipun seorang dokter gigi, tetap saya minta waktu untuk menentukan diagnosis dengan meminta beliau bertanya kepada beberapa teman sejawat mengenai kasusnya.
tibalah di kunjungan berikutnya, saat ini sahabat sejawat saya (saya tidak lagi menggunakan kata pasien disini) siap menerima perawatan.
pertama-tama saya lakukan anestesi dan pemasangan rubber dam (Nictone Ruber Dam). sambil dalam hati saya berpikir “kenapaaa ya kok beberapa dokter gigi sempat tidak melihat adanya crack itu? padahal kan jelas ada garis di marginal ridge? oklusinya juga berat.. hmm…” lalu saya coba melihatnya lagi..
lalu saya berkata dalam hati lagi “ooooh.. mungkin, karena operator sebelumnya tidak menggunakan lup, sehingga tidak melihat garis itu secara jelas..” karena, setelah saya pakai lup, maka keadaannya akan seperti ini..
Nah, bener kan.. untuung pakai lup! hehe..
lalu, saya memulai perawatan endodontik pada gigi tersebut. dimulai dari preparasi akses sampai dengan pengisian saluran akar. Preparasi saluran akar pada gigi ini saya lakukan menggunakan ProtaperNext (dentsply), irrigasi menggunakan Natrium Hipoklorit (NaOCl) 5,24%.

gambar 5. setelah di preparasi akses, tampak garis crack di bagian oklusal bergerak sampai ke kamar pulpa

gambar 6. setelah di preparasi akses, tampak garis crack di bagian oklusal bergerak sampai ke kamar pulpa.

gambar 11. coronal seal dengan resin komposit flowable yang memiliki shrinkage stress rendah (filtek bulkfill flow)
nah, setelah pengisian saluran akar, saya tempatkan low shrinkage stress flowable composite (Filtek Bulkfill Flow – 3M) sebagai coronal seal, lalu ditutup dengan tambalan sementara. kemudian teman sejawat saya, saya sarankan untuk kembali dalam 2Â minggu untuk kontrol keadaanya dan melakukan penambalan intermediate.
satu minggu berlalu, eeeh.. ternyata teman saya datang lagi, minta langsung ditambal. hmm.. hari ini memang kami memutuskan untuk ditambal dengan resin komposit. saya sendiri sudah memberikan opsi bahwa kondisi gigi beliau sebaiknya diberikan tambalan crown, tapi saya prefer memilih restorasi adhesif mengingat keadaan craknya yang masih bisa saya lihat dan saya approach dengan restorasi adhesif.
alhamdulillaah.. semenjak dilakukan perawatan endodontik seminggu yang lalu itu teman saya sudah bisa makan enak tanpa terganggu dengan rasa sakit.
di hari ini, saya melakukan preparasi dengan mengambil semua area yang crack, lalu saya isi dengan resin komposit packable. Kali ini saya menggunakan G-aenial (GC).

gambar 14. keadaan sebelum dilakukan prosedur restorasi. saya memasang rubber dam pada beberapa gigi.

gambar 15. semua jaringan gigi yang crack saya preparasi, untuk selanjutnya diisi dengan resin komposit.
alhamdulillaah.. teman saya itu, sampai cerita ini ditulis, masih dalam keadaan baik-baik saja dan belum mengganti tambalan dengan crown. hehe..
Simpulan alat dan bahan yang digunakan:
- Rubber Dam sheet: Nic Tone Rubber dam (heavy)
- Rubber Dam Clamp: Sanctuary
- Resin komposit: Filtek Bulk fill flowable, Filtek BulkFill Packable, G-aenial (GC)
- File: Pathfile (Dentsply sirona), Protaper next (dentsply sirona)
- xray: Vistaray 7.1 and VistaScan (Durr dental)
- IntraOral: VistaCam High Definition (HD) (Durr Dental)
- EndoMotor:Â X-Smart (Dentsply Sirona)
- Apex Locator:Â WoodPex 1 (WoodPecker)
- Dental Loupe: The Signature by RunForward (Four Eyes Loupe co.)
akhir kata… semoga kita semua bisa memberikan perawatan yang terbaik untuk pasien kita, senagaimana halnya kita ingin mendapatkan perawatan yang terbaik dari dokter yang merawat kita..
keep UP the GOOD WORK!!
keep on Sharing,
TETAP SEMANGAT…!!!
Wassalammualaikum Wr Wb..
-drg. Rio Suryantoro, Sp.KG-
(dokter gigi spesialis konservasi gigi di Jakarta)